Sebentar, saya memejamkan mata dan menarik napas dalam terlebih dahulu. Hmm…
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu ‘alaikum, sugeng siang,
Kelendhi, Byapak, riko wis madhyang? Nek Isun wis tuwuk madhyang, ambekno Isun karipan. (*)
Ndhiko, Bapak Menteri. Njenengan jangan tertawa, ya. Kosakata bahasa Osing saya masih dangkal. Sehingga kadang-kadang saya masih belajar menambah perbendaharaan bahasa Osing dengan teman-teman yang asli Banyuwangi. Juga mendengarkan tembang dangdut Banyuwangian.
Sebelumnya, terimalah permohonan maaf saya jika surat ini tanpa amplop. Ya, pikir saya supaya tidak berkesan salam tempel atau ngasih “titipan” yang bisa dicurigai pimpinan KPK. Jadi, mohon dimaklumi jika tulisannya agak lecek. Bahasa halusnya “kusut”. Mohon diterima dan dibaca dengan lapang dada.
Sebenarnya akan menghabiskan puluhan ribu karakter kata dan berlembar-lembar halaman jika mengupas tentang pariwisata Indonesia dan seisinya. Maka bolehlah jika nanti saya menyelipkan sedikit pengalaman saat bertualang. Karena, saya juga seorang pejalan dan mencintai negeri ini. Nah, makanya saya menulis surat ini.
Read More